SDIT AHMAD YANI GELAR KEGIATAN RUHIYAH DAN PARENTING DENGAN TEMA “BEKAL SPIRITUAL UNTUK BUAH HATI DI ERA DIGITAL”
Pada hari Sabtu, 7 September 2024, SDIT Ahmad Yani mengadakan pertemuan bersama wali murid untuk membahas seputar bekal spiritual untuk anak. Pertemuan ini sekaligus menjadi kegiatan parenting bagi wali murid untuk selalu membersamai pertumbuhan karakter dan spiritual anak di era digital. Manfaat adanya kegiatan parenting ini yaitu mensinergikan pembelajaran di sekolah dengan implementasiannya di lingkungan rumah. Sehingga peran orang tua dapat diandalkan dalam membimbing anak saat perkembangan karakter dan spiritual yang telah dipelajari di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Karena dengan peran orang tua menjadi faktor penting dalam pertumbuhan anak dan menjadi salah satu penentu anak di masa depan.
Bagaimana cara membesarkan anak di era digital?
“Membekali anak dengan spiritual di era digital, sehingga menjadikan anak selalu melibatkan Tuhan dalam kondisi dan situasi apapun”, ujar Ustadz Misbahul Huda selaku pembicara dalam acara Ruhiyah dan Parenting di SDIT Ahmad Yani. Beliau menjelaskan bahwa dengan bekal spiritual pada anak, anak dapat merasakan kehadiran Allah SWT. dan memiliki sikap percaya diri dalam menghadapi tantangan di masa depan. Beliau juga menjelaskan ciri spiritual pada anak yaitu saat anak mandiri melakukan ibadahnya. Sehingga orang tua dapat menyadari hal itu, kemudian dapat membantu dengan memberikan informasi dan kebiasaan lain seputar ibadahnya, agar anak lebih mandiri dan suda terbiasa saat menjalani ibadah sesuai dengan arahan orang tua.
Tidak hanya bekal spiritual saja, Ustadz Misbah juga menyampaikan bahwa bekal prestasi juga sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan anak untuk menghadapi era digital. Orang tua dapat menggali potensi anak dengan mencari mentor atau guru (sekolah/les) agar pertumbuhan anak unggul dalam berprestasi. Temukan “meaningful-moment”, yaitu kegiatan apa saja yang anak merasa piawai, paling disukai dan bisa, sehingga anak merasa “aku bisa dan jago loh, dalam hal itu!”. Dalam hal itu, peran orang tua dapat membantu mengarahkan minat dan bakat anak sesuai dengan keahlian mereka.
Salah seorang peserta kegiatan, Bunda Ibrahim, menanyakan “bagaimana cara memaksimalkan potensi anak?”. Dijawab oleh Ustadz Misbah bahwa cara memaksimalkan potensi anak adalah dengan memberikan apresiasi penuh terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Selaras dengan pertanyaan lainnya bahwa “Bagaimana cara memberikan support anak agar anak memiliki rasa percaya diri?”. Orang tua wajib memberikan perhatian atau care, yaitu dengan Peduli, Simpati dan Empati. Memberikan respon pada anak dalam situasi apapun. Meski anak melakukan kesalahan, apresiasi yang diberikan adalah dengan memberikan saran dan amanat atas kejadian yang telah anak lakukan, konsekuensi apa yang akan diterima anak apabila mengulangi lagi. Sebaliknya apabila anak melakukan prestasi dalam hal apapun, orang tua wajib memberikan respon yang membuat anak bangga akan keberhasilannya. Tak lupa saran agar anak tetap terkontrol atas pencapaiannya. Selain itu, tidak hanya peran ayah atau bunda saja, namun berbagi peran dan tanggung jawab antara ayah dan bunda menjadi salah satu pendukung keberhasilan pertumbuhan anak di masa depan. Anak akan merasa senang dan termotivasi apabila dalam pertumbuhannya orang tua selalu memperhatikannya dengan baik.
Sebagai penutup, Ustadz Jonson selaku Sekretaris Yayasan Masjid Jendral Ahmad Yani memberikan penguatan bahwa kegiatan parenting ini penting untuk mematangkan karakter dan mendukung tumbuh kembang anak. Selain itu, dapat menambah wawasan mengenai pentingnya parenting dengan memperhatikan karakter anak, mengarahkan serta menyertai pertumbuhannya. Sehingga masa depan anak dapat terarah dan sesuai dengan minatnya. (ZPKW / MAEP)
Comments
No comment yet.