Berbuka Dengan Apa?
Lantunan ayat suci Al-Qur’an menghiasi langit yang mulai malu-malu tampak merah dengan balutan mega diujung barat sana. Beberapa menit lagi akan hadir tamu kehormatan ditandai dengan adzan maghrib. Tak terkecuali Alif, seorang anak kecil tersebut sangat antusias dengan kabar bahwa tamu tersebut sangat istimewa. Alif mengenal tamu bernama bulan Ramadhan tersebut dari neneknya
Ramadhan yang dinanti semua umat Islam di dunia disambut dengan suka cita. Laksana hendak berperang melawan setan yang gagah perkasa, ada yang bersiap menempa fisiknya diluar bulan ramadhan, ada yang siap membawa peralatan perang, ada yang siap dengan beladirinya, ada yang melatih pertahanan dengan tameng-tameng terbaik, namun ada juga yang tidak siap sama sekali, bahkan tidak sadar siapa yang dilawan nantinya di bulan Ramadhan. Bahkan keliru dan mencelakakan dirinya.
Sembari duduk di depan teras Surau kecil, Nenek Alif menceritakan kepadanya bahwa, dahulu ada seorang kiayi nonton tinju bersama santri-santrinya pada suatu Ahad pagi bulan Maret tahun 1974. George Foreman melawan mohammad Ali di khinsasa. Pak kiayi sangat bersemangat dan bersorak-sorak terus menerus sampai terdengar ke seluruh asrama santri di pesantrennya. Para santri tampak bingung, setiap kali Muhammad Ali ditonjok, pak kiayi bersorak-sorak. Para santri tak berani membalas teriakan kiayi meskipun mereka sakit hati dan kecewa, mulai ronde ke-3, Ali tak diberi ampun oleh Foreman hingga terpojok ke ring dan di bogem di jab, straight, hook, oleh Foreman. Para santri rasanya tidak ridha dunia akhirat melihat dan mendengar pak kiayi bersorak-sorak terus setiap kali Ali diberondong pukulan oleh Foreman.
Sampai pada akhirnya tiba menit ke 2 ronde ke 8, Ali membalas memukul, bangkit, Foreman terpelanting terputar badannya, tergelatak TKO karena serangan balasan Ali yang tiba-tiba. Foreman tersungkur tak percaya, Ali yang usianya lebih tua darinya mampu memukul balik dirinya.
Para santri tak bisa menahan lagi diri untuk bersorak-sorai membalas sorakan pak kiayi begitu Foreman ngglimpang. Sebaliknya, pak kiayi langsung pingsan, karena dua perkara, pertama karena Foreman tumbang, kedua karena pekik kegembiraan para santri yang membahana.
Sejumlah santri panik dan berupaya membangunkan pak kiayi. Salah seorang santri nyeletuk : ‘kenapa sih pak kiayi mbelain Foreman?’. Santri lain menjawab, ‘lho pak kiayi sangat fanatik dan cinta sama Ali, Cuma dia sangka Foreman itulah Ali’.
Kemudian Nenek bertanya kepada Alif “Apakah kita pernah keliru seperti pak Kiayi?
Sering Nek..! ‘ Jawab Alif dengan semangat’.
Tentu, sebagai manusia pasti pernah mengalami kekeliruan. Jangan sampai kita termasuk manusia yang keliru dalam menyambut bulan Ramadhan yang akan hadir sebentar lagi. Beberapa hal yang sering kali terjadi kekeliruan adalah tentang puasa itu sendiri, bagi yang tidak siap senjata berupa ilmu pengetahuan tentang beberapa hal yang harus disiapkan, dihindari, dilakukan, tentu akan tertipu oleh dirinya sendiri.
Apakah Alif pernah tau, kekeliruan yang sering terjadi di bulan Ramadhan? “Tegas Nenek Alif”
Hm…., apa ya Nek..? ‘Alif sembari menggaruk kepalanya’
Salah satu hal yang sering kali dilakukan keliru oleh umat Islam ketika bulan Ramadhan adalah “makan – makanan yang manis ketika berbuka”. Apakah benar makanan manis saat berbuka puasa itu baik?
Ditengah pertanyaan nenek tersebut…
Tiba-tiba……
‘Assalamu’alaikum…!’,dari kejauhan teman-teman Kak Deeba datang beramai-ramai
‘waalaikumussalam wb.wb, dari mana saja Kak Deeba? “tanya Nenek”
‘ini Nek, dengan teman-teman mau menyerahkan kurma ke Surau ini, kita patungan beli kurma untuk disedekahkan buat buka puasa besok’ terang Kak Deeba dengan berkaca-kaca
‘MaasyaAllah…, luar biasa kamu Deeba, siapa yang mengajari kamu untuk bersedekah?
‘hehehe, kan tahun lalu Nenek juga menasehati kami tentang keutamaan sedekah saat Ramadhan tiba’
‘alhamdulillah….
‘ngomong-ngomong, nenek sedang cerita apa nih sama Alif?’’Tanya Kak Deeba
‘ini Deeba, Nenek sedang bicara tentang kekeliruan masyarakat umum tentang berbuka dengan yang manis”
Kak Deeba dan kawan-kawan bergegas mengambil posisi untuk mendengarkan tausiyah Neneknya yang mulai renta tetapi tetap bersemangat berbagi ilmu berdasarkan pengalamannya menjadi seorang dokter ketika muda.
Pada bulan puasa ini, “Nenek melanjutkan tausiyahnya”
Sering orang mengatakan berbukalah dengan makanan atau minuman yang manis, dan itu dicontohkan oleh Rasulullah, benarkah hal yang demikian ini? . Hadits riwayat Ahmad dan Abu dawud diriwayatkan bahwa : “adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air. Nabi Muhammad SAW berkata: “apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka denga kurma, andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air itu suci”
Jelas bahwa Rasulullah berbuka dengan kurma dan kalau tidak ada kurma dengan air, pertanyaannya adalah apakah sama kurma dengan yang manis-manis? Tentu tidak sama. Kurma adalah karbohidrat kompleks sedangkan gula yang terdapat pada makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa adalah karbohidrat sederhana. Dari mana asalnya paham masyarakat yang menyatakan berbuka puasa dengan yang manis-manis adalah sunnah Nabi ?, padahal sebenarnya berbuka puasa dengan makanan manis-manis penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan.
Kurma, dalam kondisi asli justru tidak terlalu manis. Kurma segar merupakan buah yang bernutrisi tinggi tetapi berkalori rendah, sehingga tidak menggemukkan. Sayangnya, kurma yang dihadirkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan sudah berupa ”manisan kurma” bukan lagi kurma segar dimana ditambah dengan kandungan gula yang berlipat-lipat agar awet dalam perjalanan ekspornya, sangat jarang kita temukan kurma impor yang masih asli dan belum berupa manisan, kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi mahal.
Lalu, mengapa berbuka dengan yang manis justru merusak kesehatan?. Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun, dan kurma sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohodrat sederhana)
Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga memerlukan waktu. Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung Bum…!. Sangat tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.
Pernahkan kita mendengar istilah Glycemic Index (GI) ?. GI adalah laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Semakin tinggi glikemik indeks dalam makanan, semakin cepat makanan tersebut dirubah menjadi gula, sehingga tubuh semakin cepat menghasilkan respons insulin.
Alif terlihat manggut-manggut, entah mengerti atau tidak apa yang dikatakan Neneknya. Tetapi Kak Deeba dan teman-temannya terlihat tetap antusias karena memang apa yang dikatakan Nenek sesuai yang dipelajarinya di bangku kuliah keperawatan.
Nenek melanjutkan tausiyahnya ditengah-tengah suara Qiroah dari corong masjid yang bersahut-sahutan pertanda maghrib akan tiba.
Saat ini, para praktisi fitness atau pengambil gaya hidup sehat akan sangat menghindari makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi. Sebisa mungkin mereka akan makan makanan yang indeks glikemiknya rendah. Kenapa? Karena semakin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh menimbun lemak.
Ketika seharian puasa dengan perut kosong, kemudian langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang sangat tinggi indeks glikemiknya) , sehingga respon insulin dalam tubuh melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak.
Hal yang sangat disarankan adalah ketika berbuka minum air putih dahulu kemudian shalat maghrib kemudian setelah itu makan nasi seperti biasa.
Kenapa nasi? Karena nasi adalah karbohidrat kompleks. Perlu waktu untuk diproses dalam tubuh, sehingga respon insulin dalam tubuh juga tidak melonjak. Karena respon insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.
Inilah sebabnya, banyak sekali finalis puasa ramadhan tahun kemarin ataupun tahun-tahun sebelumnya yang justru lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak: perut, pinggang, pantat, paha, belakang lengan, pipi, dan sebagainya. Itu karena langsung membanjiri tubuh dengan insulin, melalui makan yang manis-manis, sehingga tubuh menimbun lemak, padahal otot sedang mengecil karena puasa.
Pantas saja kalau badan kita di bulan Ramadhan lalu terlihat lebih gemuk’, penuh lemak di daerah pinggang. Karena pemahaman masyarakat yang mengira bahwa berbuka dengan yang manis-manis adalah ’sunnah’, maka puasa bukannya malah menyehatkan kita. Banyak orang di bulan puasa justru menjadi lemas, mengantuk, atau justru tambah gemuk karena kebanyakan gula. Karena salah memahami hadits di atas, maka efeknya ‘rajin puasa = rajin berbuka dengan gula.’
Sehingga“berbukalah dengan yang manis-manis” itu adalah kesimpulan yang terlalu tergesa-gesa atas hadits tentang berbuka diatas. Karena kurma rasanya manis, maka muncul anggapan bahwa (disunahkan) berbuka harus dengan yang manis-manis. Pada akhirnya kesimpulan ini menjadi waham dan memunculkan budaya berbuka puasa yang keliru di tengah masyarakat. Ternyata, ‘berbukalah dengan yang manis’ adalah sosialisasi dari slogan produk bisnis perusahaan makanan di bulan suci Ramadhan.
Bila ingin sehat, kita ikuti Rasulullah: “Makanlah hanya ketika lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang.” Juga, isi sepertiga perut dengan makanan, sepertiga air, dan sepertiga sisanya biarkan kosong. Allah Swt Berfirman: “Makan dan Minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS. Al-A’raf: 31).
O iya, cucu-cucuku, Nenek juga punya tips menjaga kesehatan ketika bulan puasa nanti. Namanya air Nabis atau air rendaman kurma.
Waaah, apa itu nek? Bagaimana cara membuatnya?’ tanya Alif
Caranya cukup letakkan sejumlah 3 atau 5 ataupun 7 buah kurma dalam gelas, kemudian tuangkan air matang kedalamnya dan diamkan selama 8-12 jam, barulah air nabiz dapat dinikmati.
‘itu untuk apa nek?” “ tanya Alif
Aliif…, biasanya Alifkan saat puasa lemes, dan tidur melulu. Mulai ramadhan tahun ini, saat hendak sahur atau berbuka kita minum air nabiz ya. insyaAllah terbukti menyehatkan, memberikan asupan nutrisi yang komplet dan cukup untuk aktifitas kita sehari-hari selama berpuasa.
Waaah…., Alif mau banget.. mulai nanti akan merendam kurma untuk makan sahur besok
Iya. Nenek doakan untuk cucu-cucuku semuanya mampu berpuasa satu hari penuh ya. Semoga berkah, sehat selalu, menjadi anak yang sholeh-sholehah
‘aaamiiiiiin’ “ Jawab Alif dan Kak Deeba dan kawan-kawan.
Oleh: Hasan Albana, M.Pd (Waka Humas dan Kesiswaan, Guru PJOK)
Comments
No comment yet.