RUHIYAH & PARENTING OLEH SDIT AHMAD YANI: “AYAH TELADAN HEBAT, RUMAH TANGGA SELAMAT, ANAK SUKSES DUNIA AKHIRAT”
Sabtu, 2 November 2024, SDIT Ahmad Yani gelar kegiatan rutin setiap bulannya yaitu Ruhiyah dan Parenting yang bertemakan “Ayah Teladan Hebat, Rumah Tangga Selamat, Anak Sukses Dunia Akhirat” oleh narasumber ustadz Dr. H. Fathoel Chamdani, LC. M.Pd atau kerap disapa “Abu Hilal”. Acara ini bertempat di Masjid Jendral Ahmad Yani Kota Malang dan diikuti oleh seluruh ayah bunda peserta didik Kelas I sampai Kelas VI. Kegiatan Ruhiyah dan Parenting kali ini sangat menarik karena bertepatan di bulan November yang memperingati Hari Pahlawan dan Hari Ayah. Maka dari itu, kita dapat mengetahui pentingnya eksistensi ayah sebagai pahlawan dan tokoh penting dalam keharmonisan keluarga.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Kepala Sekolah, Ustadzah Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd. yang juga menyampaikan informasi terkait Gerakan Sekolah Sehat. “Gerakan ini berfokus pada Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan di sekolah. Itu semua sudah sesuai dengan arahan Kemdikbud untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman ya, guna mendukung proses pembelajaran anak-anak di sekolah”, ujar Ustadzah Rachma. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk perhatian pada anak dalam memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan di sekolahnya. Beliau mengajak kita untuk lebih memperhatikan lagi kesehatan baik bagi anak maupun diri kita sendiri. Sejatinya dengan membentuk kehidupan yang sehat, maka kita dapat mencegah resiko terkena berbagai penyakit. Sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Dilanjutkan oleh ustadz Abu Hilal menyampaikan bahwa ayah memiliki peran penting sebagai nahkoda dalam membentuk karakter anak. Pada kesehariannya, teladan ayahlah yang sering ditirukan oleh anak. Maka dari itu, ayah wajib memberikan sikap teladan bagi mereka. Tak kalah penting, peran ibu juga menjadi pendukung keberhasilan dalam membentuk pribadi dan karakter anak yang sempurna. Ibu menjadi penguat bagi anak saat anak mendapatkan edukasi oleh ayah.
Selain itu, terdapat beberapa poin penting yang disampaikan oleh ustadz Abu Hilal dalam mendidik anak agar menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, antara lain:
- Membiasakan mendidik anak dengan cara yang lembut. Meski ingin berupaya agar anak menjadi pribadi yang mandiri dan kuat, mereka tetap anak-anak yang butuh belaian lembut dan kasih sayang. Mereka masih membutuhkan arahan dalam bertindak dan memutuskan sesuatu, sehingga biasakan membimbingnya dengan tindakan yang halus agar anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki sikap baik dan sabar;
- Jangan membiasakan mendidik dengan tindakan kasar. Secara tidak langsung anak memiliki ingatan yang kuat dan menyimpan memori tersebut. Sehingga anak tidak akan tumbuh sesuai dengan perlakuan tersebut;
- Memberikan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari agar anak tumbuh dengan akhlakul karimah;
- Menjalin hubungan yang baik antara orangtua dan anak. Menjadi supporter untuk setiap tindakan dan keputusan anak agar anak selalu merasa diperhatikan dan dibimbing dalam melakukan suatu hal. Dengan begitu, akan timbul sikap kepercayaan anak kepada orangtua sehingga anak akan lebih mudah terbuka untuk setiap hal atau masalah yang dihadapinya;
- Kemudian hal penting lainnya yaitu memperhatikan kesehatan anak, memilih pendidikan yang baik, moral dan perilaku, serta religi bagi pertumbuhan anak.
Pada sesi tanya jawab, “Bagaimana bagi siswa yang tidak memiliki ayah (yatim)?”, ujar salah satu audiens. Ustadz Abu Hilal menyampaikan “Ibu dapat mengambil peran tersebut (peran ayah). Namun apabila kondisi ibu tidak memungkinkan, mintalah bantuan kepada keluarga dari ayah untuk membantu mendidik putra/putri yang ditinggalkan. Janganlah berhenti berdoa kepada Allah SWT. agar selalu mendapat bantuan dan solusi untuk mencari jalan tengahnya”.
Sebagai pertanyaan penutup, salah satu audiens menyampaikan pertanyaannya “Bagaimana cara menghadapi anak gadis yang sedang puber? Siapakah yang harus lebih berperan dalam hal ini?”. Menurut pendapat ustadz Abu Hilal bahwasanya keduanya sama-sama harus berperan. Meski anak laki-laki ataupun perempuan. Orang tua diharapkan memberikan didikan dalam sudut pandang yang berbeda, namun memiliki amanat di dalamnya. “Banyak-banyak melakukan bounding, baik ibu atau ayah. Selalu berikan afirmasi dan motivasi pada setiap tindakan yang dilakukan anak. Tak hanya itu, pada dasarnya mereka selalu menginginkan respon dari kita. Karena anak akan merasa diperhatikan dan masih dipedulikan dalam apa saja yang mereka lakukan”, ujar beliau. (ZPKW / MAEP)
Comments
No comment yet.